Jejak Kerusakan di Tengah Aksi: Potret Buruk Demonstrasi DPR yang Berujung Perusakan

PORTAL NEWS – Demonstrasi di sekitar kompleks DPR kembali menjadi sorotan publik setelah massa aksi yang awalnya datang untuk menyuarakan aspirasi berujung pada peristiwa yang tak terkendali. Ribuan orang turun ke jalan dengan tuntutan yang beragam, namun suasana yang seharusnya berjalan damai berubah panas ketika sebagian massa mulai melakukan tindakan anarkis.

Dari Protes ke Perusakan

Peralihan dari sekadar orasi menjadi tindakan perusakan fasilitas publik membuat citra demonstrasi yang sehat berubah menjadi keruh. Fasilitas umum, pagar pembatas, hingga infrastruktur sekitar DPR mengalami kerusakan cukup parah. Hal ini membuat pesan utama dari aksi seolah tenggelam di balik amarah yang tak lagi terkendali.

BACA JUGA : Keith Andrews Ditunjuk Sebagai Pelatih Brentford: Analisis Dampak dan Tantangan Liga Primer

Kerugian Materiil yang Meningkat

Kerusakan fasilitas tentu berdampak langsung pada kerugian materiil. Pemerintah harus menggelontorkan dana tambahan untuk memperbaiki infrastruktur yang hancur, sementara masyarakat sekitar turut menanggung akibat dari lumpuhnya aktivitas. Anggaran yang seharusnya bisa digunakan untuk pembangunan lain justru tersedot untuk pemulihan.

Gangguan Aktivitas Warga

Selain kerugian finansial, perusakan juga mengganggu kehidupan sehari-hari warga sekitar dolarslot. Akses jalan tertutup, transportasi umum terganggu, hingga aktivitas ekonomi kecil terhenti. Pedagang kaki lima kehilangan kesempatan berjualan, pekerja kesulitan menuju tempat kerja, dan masyarakat umum menjadi korban tidak langsung dari kerusuhan tersebut.

Dampak Psikologis

Tidak hanya fisik, dampak psikologis juga dirasakan masyarakat. Ketakutan dan trauma muncul ketika situasi demonstrasi berubah ricuh. Warga yang tinggal di sekitar DPR harus berhadapan dengan suara ledakan, gas air mata, dan kerumunan massa yang tak terkendali. Kondisi ini menimbulkan rasa tidak aman yang berkepanjangan.

Citra Buruk Aksi Massa

Perusakan fasilitas publik dalam demonstrasi membuat masyarakat umum sering kali memandang aksi serupa dengan kacamata negatif. Padahal, tidak semua demonstrasi berakhir ricuh. Sayangnya, insiden perusakan ini justru mencoreng semangat demokrasi yang seharusnya menjadi landasan aksi. Citra buruk ini berisiko melemahkan legitimasi tuntutan para demonstran sendiri.

Beban Tambahan bagi Aparat

Aparat keamanan yang bertugas menjaga jalannya aksi pun harus menanggung beban lebih berat. Mereka bukan hanya menjaga ketertiban, tetapi juga harus memulihkan situasi pasca-kerusuhan. Hal ini berpotensi menimbulkan gesekan lebih lanjut antara aparat dan masyarakat, memperpanjang siklus ketidakpercayaan.

Pelajaran untuk Semua Pihak

Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bahwa menyampaikan aspirasi harus tetap berada dalam koridor damai. Demonstrasi yang sehat mestinya menjadi sarana dialog, bukan arena perusakan. Semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, maupun aparat, perlu berkomitmen menjaga aksi tetap tertib agar demokrasi dapat berjalan tanpa harus meninggalkan jejak kerusakan.

Post Comment