Bagaimana Perang Iran vs Israel Mempengaruhi Indonesia? Simak Dampaknya bagi Investasi dan Ekonomi Global

PORTAL NEWS – Perang antara Iran dan Israel di tahun 2025 telah menjadi sorotan dunia, terutama karena dampaknya yang meluas ke berbagai sektor ekonomi global. Meskipun Indonesia tidak terlibat langsung dalam konflik tersebut, situasi geopolitik ini tetap membawa dampak signifikan terhadap stabilitas ekonomi nasional. Mulai dari fluktuasi pasar keuangan hingga investasi asing, Indonesia harus bersiap menghadapi tekanan eksternal yang tidak bisa dihindari.

Salah satu dampak paling cepat terasa adalah pada sektor investasi. Ketika konflik bersenjata terjadi di wilayah strategis seperti Timur Tengah, para investor global cenderung mengalihkan aset mereka ke instrumen yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS, emas, atau obligasi negara maju. Akibatnya, terjadi capital outflow dari negara berkembang, termasuk Indonesia, yang membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan dan nilai tukar rupiah melemah terhadap mata uang asing.

BACA JUGA : Konflik Iran dan Israel 2025: Imbasnya Terhadap Energi, Politik, dan Keamanan Indonesia

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar dan pengusaha. Penurunan nilai tukar rupiah berpotensi meningkatkan beban utang luar negeri dan biaya impor bahan baku industri. Di sisi lain, ketidakpastian global membuat investor ragu untuk menanamkan modal baru di Indonesia. Jika kondisi ini terus berlangsung, pertumbuhan ekonomi nasional bisa melambat dan target investasi pemerintah sulit tercapai.

Selain itu, Indonesia juga terdampak dari segi perdagangan dan logistik. Konflik Iran-Israel dapat harimau108 mengganggu jalur distribusi barang di kawasan Teluk Persia, yang merupakan salah satu jalur pelayaran penting dunia. Hal ini memicu keterlambatan pasokan global serta kenaikan biaya logistik dan pengiriman barang. Bagi Indonesia yang mengandalkan impor untuk sektor manufaktur dan teknologi, hal ini bisa menimbulkan hambatan produksi dan kenaikan harga di pasar domestik.

Dalam skala yang lebih besar, perang ini memperkeruh prospek pemulihan ekonomi global pasca pandemi. Ketegangan geopolitik yang tinggi membuat lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia cenderung merevisi proyeksi pertumbuhan dunia. Ketidakpastian tersebut menular ke negara-negara berkembang, membuat mereka rentan terhadap volatilitas pasar dan gangguan ekonomi berkepanjangan, termasuk Indonesia.

Menghadapi situasi ini, Indonesia perlu memperkuat stabilitas ekonomi dalam negeri melalui reformasi struktural, mendorong investasi domestik, serta memperluas kerja sama dengan negara mitra non-Timur Tengah. Langkah-langkah konkret untuk menurunkan ketergantungan pada impor dan meningkatkan cadangan devisa juga menjadi krusial. Di tengah ketegangan global yang tidak menentu, kesiapan menghadapi risiko eksternal adalah kunci untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Post Comment